Hanami (hana wo miru = melihat bunga) atau ohanami adalah
tradisi Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura.
Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan telah tibanya musim semi.
Selain itu, hanami juga berarti piknik dengan menggelar tikar untuk pesta
makan- makan di bawah pohon sakura.
Rombongan demi rombongan
berpiknik menggelar tikar dan duduk-duduk di bawah pepohonan sakura untuk
bergembira bersama, minum sake, makan makanan khas Jepang, dan lain-lain
layaknya pesta kebun. Semuanya bergembira. Ada kelompok keluarga, ada kelompok
perusahaan, organisasi, sekolah dan lain-lain.
Menurut kisah sejarah,
kebiasaan hanami dipengaruhi oleh raja-raja Cina yang gemar menanam pohon plum
di sekitar istana mereka. Di Jepang para bangsawanpun kemudian mulai menikmati
bunga Ume (plum). Namun pada abad ke-8 atau awalperiode Heian, obyek bunga yang
dinikmati bergeser ke bunga sakura. Dikisahkan pula bahwa Raja Saga di era
Jepang dahulu gemar menyelenggarakan pesta hanami di taman Shinsenendi Kyoto.
Para bangsawanpun menikmati hanami di berbagai istana mereka, dan para petani
masa itu melakukannya dengan mendaki gunung terdekat di awal musim semi untuk
menikmati bunga sakura yang tumbuh disana sambil `tidak lupa membawa bekal
untuk makan siang. Hingga kini hanami menjadi kebiasaan yang mengakar di
seluruh masyarakat Jepang dan telah di terima sebagai salah satu kekhasan
bangsanya. Khusus di daerah Kansai dan Jepang Barat, tempat-tempat unggulan
untuk ber-hanami adalah Arashiyama di Kyoto, Yoshino di Nara, taman disekitar
OsakaCastle dan Taman Shukugawa di Nishinomiya, Prefektur Hyogo.
Waktu bunga sakura
bermekaran di pohonnya berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lainnya, dimulai
dari daerah paling selatan. Tapi rata-rata mekar dari akhir Maret hingga awal
April (kecuali di Okinawa dan Hokkaido). Dengan demikian pesta memandang dan
menikmati sakura juga berlainan waktunya dari satu daerah ke daerah lainnya.
Prakiraan pergerakan mekarnya bunga sakura disebut garis depan bunga sakura
(sakurazensen). Prakiraan ini dikeluarkan oleh direktorat meteorologi dan
berbagai badan yang berurusan dengan cuaca. Saat melakukan hanami di suatu
tempat adalah ketika semua pohon sakura yang ada di tempat tersebut bunganya
sudah mekar semua.
Namun akhir-akhir ini
tradisi hanami membawa dampak negatif. Banyak orang Jepang yang mabuk dan angka
kecelakaan pun meningkat. Taman pun menjadi gunung sampah. Di saat hanami
kelihatannya kesadaran tertib buang sampah menjadi luntur. Sayang sekali. Tapi
di sisi lain, hanami seperti sebuah `rehat` singkat dari striknya hidup
orang-orang Jepang. Hanami juga merupakan pembelajaran berharga bagi anak
tentang alam dan tradisi.
0 komentar:
Posting Komentar