Produksi teh dan tradisi minum teh
dimulai sejak zaman Heian setelah teh dibawa masuk ke Jepang oleh duta kaisar
yang dikirim ke China di era Dinasti Tang. Literatur klasik Nihon Koki menulis
tentang Kaisar Saga yang sangat terkesan dengan teh yang disuguhkan pendeta
bernama Eichu sewaktu mengunjungi Provinsi Omi di tahun 815. Teh hijau atau ryokucha adalah
jenis teh yang lazim dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat Jepang. Maka, tak
heran jika mereka menyebut teh hijau hanya dengan sebutan ‘teh’ saja, atau
‘ocha’ dalam bahasa Jepang.
Pada masa itu, teh juga masih
berupa hasil fermentasi setengah matang mirip teh oolong yang dikenal sekarang
ini. Teh dibuat dengan cara merebus teh di dalam air panas dan hanya dinikmati
di beberapa kuil agama Buddha. Teh baru dinikmati di kalangan terbatas sehingga
kebiasaan minum teh tidak sempat menjadi populer.